SOLO-Sejak diresmikan sebagai Klinik Rawat Inap (KRI) pada 27 Juli 2015 lalu, masyarakat semakin mengenal KRI Solopeduli tidak sekadar sebagai klinik ibu dan anak lagi. Hal ini terbukti dari angka rawat inap umum yang terus bertambah setiap tahunnya.
Pagi itu, Minggu (17/9), Puji Lestari yang sedang hamil muda datang ke KRI dengan keluhan mual muntah sudah 4 minggu. Dari hasil pemeriksaan dokter saat itu, wanita 21 tahun ini disarankan rawat inap untuk memperbaiki kondisi. Setelah menandatangani persetejuan kepada keluarga pasien, Puji pun dirawat inap di KRI Solopeduli. Wanita yang baru pertama kali periksa ke klinik ini langsung dipasang cairan infus dan diberikan obat melaui suntikan dan minum untuk proses penyembuhan. Puji dan keluarga mengaku datang ke klinik karena disarankan oleh tetangganya yang juga merupakan kader posyandu yang pernah mengikuti sosialisasi KRI Solopeduli di kelurahan.
Dua hari setelah dilakukan perawatan oleh petugas medis dan paramedis klinik, istri Purwanto itu pada Senin (18/9) diperbolehkan pulang setelah dinyatakan membaik oleh dokter. "Saya merasa nyaman dirawat di sini karena satu pasien satu kamar sehingga saya dapat beristirahat dengan baik dan cocok dengan obat yang diberikan," kata Puji yang pulang ba'da maghrib itu.
Menurut dr. Endika, salah satu dokter yang bertugas di KRI Solopeduli, sejauh ini semakin banyak masyarakat yang datang ke KRi Solopeduli untuk berobat. "Sosialisasi KRI Solopeduli yang dilakukan ke berbagai kelurahan di Jebres telah memberikan dampak positif karena masyarakat lebih mengenal klinik," tutur dr. Endika. KRI Solopeduli selain melayani persalinan normal, tambah dr. Endika, juga bisa rawat inap untuk ibu hamil dengan kasus yang masih dalam kewenangan klinik pratama seperti hiperemesis gravidarum. (Savir/Kjay)