Belajar Bersyukur Dalam Hidup, Dari Kisah 3 Bani Israil

SOLOPEDULI.ORG- Kenikmatan hidup di dunia ini memang patut untuk disyukuri, entah bagaimanapun kenikmatan itu adalah anugerah dari Allah SWT. Maka, wajiblah kita untuk bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan.

Konten kali ini akan membahas mengenai kisah tiga orang Bani Israil, yang memiliki kekurangan. Orang pertama terjangkit penyakit lepra, kedua mengalami kebotakan, dan orang ke  tiga ialah orang yang buta. Allah menguji hambanya dengan dikirimkannya malaikat kepada mereka.

Pertama, malaikat mendatangi orang yang menderita lepra, "apakah ada sesuatu yang paling kamu inginkan?" tanya malaikat. Orang itu menjawab, "rupa yang bagus, kulit yang indah, dan penyakit yang menjijikkan banyak orang ini hilang dari diriku." Malaikat langsung mengusap orang itu, dan berubahlah ia menjadi rupa yang bagus dan kulit yang indah. "Lalu, kekayaan apa yang paling kamu inginkan?" tanya malaikat lagi. "Unta atau sapi," jawab orang itu dan kemudian diberikannya unta yang sedang hamil, "semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu dengan unta ini," kata malaikat.

Orang ke dua, malaikat mendatangi si botak, dan menanyakan hal yang sama. "Rambut yang indah, dan apa yang menjijikkan banyak orang ini hilang dari diriku," pinta orang itu. Segera malaikat mengusapnya, dan tumbuhlah rambuh yang indah. "Harta apa yang kamu senangi?" tanya malaikat, "sapi atau unta," jawabnya. Maka munculah seekor sapi yang sedang hamil, "semoga Allah memberkahimu dengan sapi ini."

Terakhir, malaikat mendatangi si buta, dan menanyakan hal yang sama. "Semoga Allah berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang," doa si buta, maka diusaplah wajahnya, dan seketika itu dikembalikan oleh Allah penglihatannya. "Harta apakah yang paling kamu senangi?" tanya malaikat, "kambing" jawabnya. Kemudian diberikanlah seekor kambing yang sedang hamil.

Ketiganya pun mengembangbiakkan ternak mereka. Hingga suatu ketika, malaikat kembali kepada mereka dengan menyerupai wujud mereka sebelum diberi kenikmatan oleh Allah. Malaikat mendatangi si penderita lepra dengan wujudnya ketika terkena penyakit tersebut, dan bertanya padanya, "aku seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku untuk mencari rizki dalam perjalananku ini, sehingga tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan anda. Demi Allah yang telah memberi anda rupa yang tampan, kulit yang indah, dan kekayaan ini, aku minta kepada anda satu ekor unta saja untuk bekal meneruskan perjalananku."

Namun, orang itu menjawab, "hak-hak tanggunganku masih banyak." Malaikat masih mengujinya, "sepertinya aku pernah mengenal anda, lagi pula anda miskin. Kemudian Allah memberikan kepada anda harta kekayaan." Dengan bangganya orang itu justru mengelak, "harta kekayaan ini aku warisi turun temurun dari nenek moyangku yang mulia lagi terhormat." Mendengar orang itu berdusta, malaikat berkata, "jika anda berkata dusta niscaya Allah akan mengembalikan anda kepada keadaan anda semula."

Kemudian malaikat mendatangi orang yang sebelumnya berkepala botak, dan menanyakan hal yang sama. Namun, orang itu juga berkata dusta. Dan, pada akhirnya malaikat mendatangi orang yang dulunya buta, dan menanyakan hal yang sama. Orang itu menjawab, "sungguh aku dulunya buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka ambillah apa yang anda sukai, dan tinggalkan apa yang tidak anda sukai. Demi Allah, sekarang ini aku tidak akan mempersulit anda dengan memintamu mengembalikan sesuatu yang telah anda ambil karena Allah." Dan, malaikat tadi berkata, "peganglah kekayaan anda, karena sesungguhnya kalian ini hanya diuji oleh Allah. Allah telah ridha kepada anda, dan murka kepada kedua teman anda."

Begitu kiranya kisah tiga Bani Israil yang menceritakan tentang mensyukuri nikmat Allah. Maka, perbanyaklah bersyukur atas apa yang dimiliki.

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur" (QS. An-Nahl: 78)

Referensi: Remajaislam